Ingin Pernikahan Awet? Carilah Jodoh di Kampus

Asal muasal pertemuan dua sejoli ternyata punya makna penting dan menentukan di masa depan. Demikian hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal Social and Personal Relationships.

Penelitian tersebut memfokuskan diri pada 62 pasangan hidup bersama yang bertemu lewat beragam cara. Kisah mereka, bersamaan dengan penelitian, mengungkapkan bagaimana konteks dimulainya sebuah hubungan mungkin mempengaruhi masa depan hubungan tersebut.

"Takdir mungkin dimulai dari awal pertemuan," tulis penelitian itu.

Jaringan pendukung mungkin juga membantu. Pasangan yang bertemu lewat bantuan teman-teman dan keluarga melaporkan jaringan sosial bersama itu membuat hubungan tampak lebih alami. Peneliti berpendapat pasangan yang dicomblangi jadi punya insentif untuk bekerja keras membuat hubungan lebih berhasil.

"Menurut saya kita tak cukup memperhatikan berapa banyak dukungan yang dibutuhkan sebuah hubungan," kata Sharon Sassler, ahli sosial demografi dari Cornell University yang terlibat dalam penelitian.

"Dibutuhkan satu desa untuk membesarkan satu anak tetapi dibutuhkan juga dukungan untuk menjaga pasangan tetap bersama melewati waktu-waktu penuh pencobaan," tambahnya.

Ingin hubungan yang tahan lama? Cobalah di kampus. Separuh pasangan yang bertemu pasangannya lewat kegiatan mahasiswa di kampus mendapatkan dukungan dari jaringan sosial berbasis sekolah itu.

Kendati demikian, apakah pasangan bertemu di kampus atau tidak, riset membuktikan bahwa pasangan berpendidikan universitas punya kecenderungan paling tinggi untuk menikah dan tetap menikah.

"Memiliki pekerjaan stabil dan menamatkan sekolah serta tak punya anak sebelum menikah membantu memastikan sebuah hubungan untuk bertahan lama," kata Sassler.

Di sini persepsi juga berpengaruh. "Ada sejumlah stigma yang tak perlu mengenai pertemuan di tempat-tempat tertentu," kata ahli sosiologi Amanda Jayne Miller yang juga ikut meneliti. Beberapa pasangan cukup khawatir akan pendapat orang lain mengenai keadaan pertemuan mereka sehingga mengarang-ngarang cerita.

Tempat yang dikhawatirkan termasuk di antaranya adalah di internet yang menimbulkan skeptisisme di kalangan keluarga, bar (khususnya untuk perempuan) dan tempat kerja. Mereka yang bertemu di kantor dikatakan cenderung paling sedikit untuk berbagi rencana hidup bersama dalam jangka panjang.

Dia yang berpendidikan, mungkinkah akan lebih mempertahankan hubungan ? Berikut alasan mengapa orang cenderung mencari jodoh dengan level pendidikan setara.

Ilmuan sosial telah mengetahui selama bertahun-tahun kalau orang menikah cenderung memilih berdasarkan tingkat pendidikan, namun alasannya sampai sekarang belum jelas. Bisa saja tentang uang. Orang dapat berasumsi kalau pasangan dengan pendidikan yang sama akan memiliki gaji yang sesuai. Atau bisa juga karena faktor gaya hidup. Pendidikan yang sama dapat memberikan minat yang sama pada buku, musik, atau hobi.

Di sisi lain, ahli sosiologi berpendapat kalau memilih berdasarkan tingkat pendidikan tidak ada hubungannya dengan pilihan pribadi dan lebih berhubungan dengan kemungkinan bertemu yang lebih besar. Orang sering bertemu pasangannya di kampus atau sekolah. Begitu juga, orang dengan latar belakang pendidikan yang sama cenderung berdampingan di pekerjaan, memberikan kesempatan luas untuk membangun romantika.

Pernikahan bintang film dapat membantu memecahkan masalah ini, menurut Gustaf Bruze, ahli ekonomi dari Sekolah Bisnis dan Ilmu Sosial Aarhus di Denmark.

Bruze menyusun sebuah set data besar dari pernikahan, pendapatan, dan tingkat pendidikan bintang film. Ia menemukan kalau level pendidikan formal tidak ada korelasinya dengan kesuksesan bintang film, baik dalam hal pendapatan box office maupun kemungkinan meraih Oscar. Namun walaupun pendidikan tidak berhubungan dengan kesuksesan, bintang film yang menikahi satu sama lain cenderung memiliki latar belakang pendidikan yang sama, hasil analisis Bruze. Datanya juga menunjukkan kalau aktor kecil kemungkinannya bertemu pasangannya di kampus, atau dalam satu lokasi syuting karena tingkat pendidikannya.

Temuan ini menunjukkan kalau pemilihan latar pendidikan tidak ada hubungannya dengan uang atau semata artefak afiliasi profesi. “Apa yang dikatakannya adalah pria dan wanita memiliki pilihan sangat kuat untuk sifat pasangan nonfinansial yang berkorelasi dengan pendidikan,” kata Bruze. “Dan pemilihan pendidikan akan tetap sama bila kecenderungan pria dan perempuan bekerja dengan koleganya dari latar belakang pendidikan yang sama hilang atau jika peran lembaga pendidikan sebagai tempat bertemu pasangan kekasih lenyap.”

Beberapa pasangan mengaku jenuh setelah menjalin hubungan suami-istri yang terlalu lama. Bosan, jenuh, tak bergairah merupakan kata yang sering terlontar. Berikut ini adalah 6 tip menjaga hubungan Anda dengan pasangan sehingga tetap romantis dan tahan lama.

1. Lakukan kegiatan bersih-bersih.

Kita memang memiliki kehidupan yang luar biasa sibuk dan jika menghabiskan seluruh waktu untuk itu, kita bakal kekurangan waktu dengan pasangan. Cobalah sisihkan waktu beberapa jam seminggu untuk Anda dan pasangan. Misalnya bersama-sama membersihkan rumah atau merapikan  halaman.

2. Habiskan waktu berdua saja.

Menjaga hubungan tetap baik membutuhkan pengorbanan. Apabila Anda terlalu mengutamakan kepentingan sendiri dan mengabaikan percakapan dengan pasangan,  akan membuat hubungan cepat menjadi kusam. Oleh karena itu, kita butuh waktu dan ruang untuk diri kita  dan pasangan. Tak ada hubungan yang dapat bertahan tanpa kebersamaan yang terus-menerus.

3. Jaga kondisi agar tetap fit

Ini akan menjadi kerja keras ketika Anda tidak dalam kondisi terbaik. Mendapatkan diri Anda dalam kondisi fit dapat membuat Anda lebih bersemangat serta membantu tubuh dan pikiran Anda tetap segar dan penuh percaya diri.

4. Singkirkan telepon seluler dari kamar tidur.

Letakkan ponsel dan charger di luar kamar tidur. Periksa Twitter sebelum masuk kamar. Hal ini tidak berarti bahwa Anda harus selalu melakukan hubungan seks. Karena sedikit berbicara satu sama lain di malam hari, jauh lebih baik daripada harus memelototi layar ponsel. Siapa tahu ada keajaiban untuk menghidupkan kembali hubungan Anda.

5. Gunakan telepon untuk berhubungan secara verbal.

Cobalah menulis catatan atau mengirim pesan teks tentang apa saja kepada pasangan. Kita semua ingin menerima pesan komunikasi tak terduga yang menggambarkan pikiran orang lain tentang kita.

Langkah itu membuka dan terus memelihara komunikasi sehingga dapat meningkatkan keintiman dan membantu membangun kembali hubungan. Ingatlah, bagaimana Anda begitu gembira ketika menerima pesan tertulis dari pasangan pada saat pacaran atau hari-hari awal pernikahan. Perasaan itu tidak harus hilang sepenuhnya.

6. Pikirkan tentang bahasa (ungkapan) cinta yang tepat untuk pasangan Anda.

Ada lima cara mengungkapkan cinta: hadiah, waktu yang berkualitas, kata-kata penegasan, melayani dan sentuhan fisik.

Kita akan menempatkan daftar prioritas yang berbeda. Kita sering mengekspresikan cinta dengan cara yang kita ingin terima, tanpa mempertimbangkan atau menyadari bahwa pasangan Anda mungkin perlu sesuatu yang berbeda. Oleh karena itu, luangkan waktu untuk berbicara dengan bahasa cinta pasangan Anda ketimbang Anda sendiri.

Anda harus selektif dalam mencari pasangan hidup. Hal ini penting dilakukan agar anda tidak menyesal nantinya. Hal yang paling utama adalah mencari pasangan yang sehati dengan anda. Dengan begitu kemungkinan untuk terjadinya perselisihan dapat sangat minimal. Kemudian, carilah calon pasangan yang jujur, dewasa, dan setia. Seseorang yang jujur tidak akan mau berbohong dalam kondisi apapun. Kejujuran pasangan anda tentunya akan membuat anda nyaman sehingga anda tidak perlu merasa curiga kepadanya setiap saat. Sikap dewasa yang ada padanya juga akan membuat hubungan anda tidak mudah rusak. Karena umumnya, pemikiran dewasa itu penuh pertimbangan dan tidak gegabah. Begitu juga dengan pasangan yang setia. Sifat idaman bagi semua orang kan?

Jodoh memang di tangan TUHAN namun kalo udah bertahun-tahun jomblo jangan nyerah gitu aja dong!

Mencari orang yang tepat untuk diajak menikah bukanlah sesuatu yang mudah. Bahkan ketika Anda merasa telah menemukannya, dalam hati terkadang timbul rasa ragu akan calon pasangan.

Bila Anda telah menemukan pasangan yang tidak terlalu boros, tidak sering membual, setia, jujur, tidak kasar, baik hati dan tidak suka melakukan hal yg melanggar hukum (judi, minum keras, dll) maka Anda sudah berada di jalur yang benar.

Namun bila merasa tetap ragu untuk menuju jenjang pernikahan, maka Anda perlu membaca Artikel ini untuk mengetahui apakah keraguan akan calon pasangan sangat beralasan dan perlu pikir ulang (membatalkan); atau malah keraguan Anda hanyalah ketakutan untuk menikah tanpa alasan yang jelas.

Cinta dan Kasih sayang

Sangat penting menikah dengan pasangan / jodoh yang cocok serta memiliki persamaan dengan apa yang Anda mau mengenai cinta, romantisme dan juga hubungan sex.

• Anda telah menemukan pasangan yang tepat bila orang tersebut mengatakan “Aku cinta kamu (I Love You)” tidak hanya dengan perkataan saja tapi juga lewat perbuatan dan tindakannya. Contohnya adalah mengetahui pasangan sedang lelah dan mengalami masalah, mengingat hari ulang tahun, mendengarkan perkataan & keluhan, bersikap sabar, tersenyum, dan senang menghabiskan waktu dengan Anda.
• Ketahui tingkat intimasi (libido) pasangan, pastikan cocok atau setidaknya tidak terlalu jauh dengan diri Anda. Perbedaan libido yang terlalu jomplang bisa menyebabkan masalah seks dengan suami / istri setelah menikah.
• Orang yang tepat untuk dinikahi adalah orang yang membuat Anda merasa nyaman menghabiskan waktu bersama baik dalam pembicaraan ataupun saat melakukan aktivitas.

Kebahagiaan Spiritual

Anda tahu akan menikahi orang yang tepat bila calon pasangan mendukung perkembangan karir dan intelektual. Orang yang tepat akan senang bila pasangannya bisa berkembang, mandiri dan bahagia. Ia tidak iri hati, egois, mengkritik terus-menerus, bersikap negatif, dan mempermalukan diri Anda.

Saling pengertian dan komunikasi yang lancar

Cara mengetahui pasangan / jodoh yang cocok lainnya adalah dengan mencari tau kemampuan pacar Anda dalam mengatasi kesulitan dan perbedaan yg terjadi diantara kalian berdua. Bila Ia adalah jodoh yang tepat, maka masalah dapat diatasi dengan kerjasama dan kompromi.

Namun, Anda perlu khawatir bila Ia menghadapinya dengan emosi meledak-ledak, melemparkan kesalahan, acuh tidak acuh atau berpura-pura tidak ada masalah.

Cara pasangan menangani perselisihan dan konflik menunjukkan kedewasaan psikologis yang akanmembuat hubungan langgeng, awet, harmonis dan romantis. Calon istri atau suami yang tepat juga bukanlah orang yang pendendam, melainkan mau memaafkan pasangannya bila berbuat salah.

Kejujuran dan saling percaya satu sama lain

Pasangan yang tepat untuk dinikahi harus jujur, menghargai privasi dan saling percaya satu sama lain. Dimana Anda ataupun dirinya tidak saling memata-matai seperti memeriksa isi handphone & SMS, memeriksa akun Facebook (jejaring sosial), ataupun membatasi pergaulan dengan teman & keluarga.

Pasangan yang membuat diri kita terkekang dan selalu membuat was-was dengan apa yg Anda lakukan setiap saat hanya supaya tidak terjadi pertengkaran dalam rumah tangga merupakan tanda-tanda bahwa Ia tidak cocok menjadi pasangan untuk dinikahi.

Menemukan masalah pada calon pasangan (suami / istri)

Setelah membaca artikel “Cara mengetahui pasangan / jodoh yang cocok & tepat” diatas dan Anda menyadari bahwa ada tanda-tanda atau masalah saat Anda berpacaran, jangan mengabaikannya dan berpura-pura bahwa hal tersebut tidaklah penting dan berfikir Anda dapat dengan mudah mengubahnya setelah pernikahan terjadi. Tapi ingat, untuk menjalin pernikahan yang langgeng dan tidak diakhiri perceraian bukanlah hanya bermodalkan cinta saja.