Rabu, 30 Desember 2015

Yuk Semangat, Kamu Tidak Boleh Menyerah

Hewan mempunyai otak yang digunakan untuk berfikir bagaimana cara makan dan beradaptasi dengan lingkungan. Namun otak manusia dapat memikirkan lebih dari itu. Perbedaan dari manusia dengan hewan adalah, manusia memiliki akal, sedangkan hewan tidak. Itulah keistimewaan yang diberikan Tuhan kepada manusia.

Jadi, tak ada alasan bagi manusia untuk menyerah dalam segala hal. Setiap masalah pasti ada solusinya. Semua manusia mampu menjangkau solusi itu, itu pasti. Jika Anda merenung sejenak, Anda akan menemukan sebuah fakta bahwa hewan yang tak memiliki akal tetap bisa bertahan hidup hingga saat ini. Mereka hanya mengikuti insting mereka untuk mencari makan dan berkembang biak. Dan akhirnya, mereka bisa memiliki keturunan sehingga spesies dari mereka bisa bertahan hingga saat ini.



Oleh karena itu, jangan anda sia-siakan keistimewaan akal yang diberikan Tuhan kepada anda hanya untuk menyerah. Jangan samakan diri anda dengan hewan. Manusia ditakdirkan untuk melakukan hal yang jauh lebih besar dibanding yang dilakukan mahluk-mahluk ciptaan Tuhan yang lain.

Jika anda memang manusia sejati, banyak cara yang mesti anda lakukan untuk mencari solusi. Manusia dapat berfikir ke segala arah. Gunakan sebaik mungkin anugerah yang diberikan Tuhan kepada anda. Ingat, setiap masalah yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah sebuah ujian yang pasti bisa dilewati oleh manusia. Tuhan tak akan memberi masalah yang tak bisa diselesaikan oleh manusia. Untuk itulah Tuhan memberi kita akal untuk mencari solusi atas segala masalah yang kita hadapi. Oleh karena itu, Jangan sia-siakan anugerah itu!
Ungkapan lama menyatakan, “siapa cepat dia dapat!”

Yup! Ungkapan tersebut sangat tepat menggambarkan kondisi dunia kerja atau dunia percintaan. Di jaman serba instan ini, informasi mengalir secepat kilat. Demikian juga proses dan perubahan yang terjadi. Pesan dikirim dan diterima hanya dalam hitungan detik.

Kita harus cepat tanggap. Kita harus cepat dalam menanggapi informasi yang baru yang ada di kehidupan kita sehari-hari. Didalam perusahaan restoran Kita harus cepat mengerjakan pesanan. Atau, jika kita karyawan yang bekerja di suatu perusahaan, kita harus cepat mengerjakan tugas yang diberikan kepada kita. Semakin cepat kita mengerjakan tugas kita, semakin puas klien yang menggunakan jasa kita, dan reputasi perusahaan pun semakin meningkat.

Singkatnya, di jaman sekarang, semua orang menginginkan “GPL” alias ga pake lama. Entah itu atasan atau pelanggan perusahaan di mana kita bekerja, semuanya menginginkan kita untuk GPL.

Celakanya, kita sering kurang termotivasi untuk mengerjakan tugas yang dipercayakan kepada kita. Kita kurang motivasi untuk disiplin dan rajin bekerja. Lebih parah lagi, kita menunda-nunda pekerjaan dan menunggu mood untuk mengerjakannya. Akibatnya, semuanya berantakan.

Mengapa berantakan? Karena, saat menunda pekerjaan, itu artinya kita menghalangi kesempatan perusahaan untuk memperoleh kepercayaan pelanggan. Pelanggan akan memilih perusahaan yang mengerjakan pesanannya tepat waktu. Hukum yang berlaku adalah siapa cepat dia dapat!

Saat kita malas mengerjakan tugas, kita menundanya hingga mood datang. Akibatnya, tugas rekan dan atasan kita ikut terbengkalai. Saat tugas mereka terbengakalai, pesanan pelanggan akan tertunda. Akibatnya, pelanggan kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan tempat kita bekerja.

Kita akan dituding menjadi penyebab semua kekacauan yang terjadi di tempat kerja. Kita dituding membawa nama buruk perusahaan. Kita dinilai sebagai karyawan yang malas, lelet, dan sebagainya.

Hiiiiiih, ngeriii!!! Hehe, tidak mau, kan, kualitas Anda seperti itu? Yuk, cari tahu cara untuk memotivasi diri sendiri supaya tidak malas bekerja. Tapi sebelumnya, kita cari tahu dulu apa yang membuat kita kurang termotivasi.
Mengapa Kurang Motivasi?
Jika ditelusuri, ada tiga penyebab utama kurangnya motivasi. Untuk mengetahui apa saja penyebab tersebut, mari kita simak uraian berikut.

1. Kurang percaya diri
Kurangnya kepercayaan diri disebabkan kita terlalu memikirkan hasil. Kita takut jika hasil pekerjaan yang kita kerjakan mengecewakan. Kita takut hasilnya tidak sempurna. Kita takut tidak mampu mengerjakan tugas tersebut.
Dalam bukunya yang berjudul The Practicing Mind, Thomas Sterner, seorang master dalam banyak bidang, mengingatkan:
Most of the anxiety we experience in life comes from our feeling that there is an end point of perfection in everything that we involve ourselves with. Whatever or wherever that perfection may be, we are not. We continuallly examine, conciously or unconciously, everything in our lives, compare it to what we feel is ideal, and then judge where we are in relation to that ideal.”
Inti dari apa yang ia katakan yaitu bahwa sebagian besar kecemasan yang kita alami datang dari persepsi akan adanya kesempurnaan absolut. Apa pun kesempurnaan itu, kita berpikir kita tidak akan mampu meraihnya. Kita terus-menerus membandingkan segala sesuatu dalam diri kita dengan apa yang menurut kita ideal alias sempurna, dan menghakimi posisi kita terhadap kesempuraan tersebut.
Dalam kaitannya dengan pekerjaan kita, kita selalu membandingkan pencapaian kita, proses kita mengerjakan suatu tugas dengan hasil atau goal yang diharapkan dari tugas tersebut. Kita terus menerus mengadakan penghakiman (judgement) atas posisi kita terhadap goal yang diharapkan.
Akibatnya, kita minder dan cemas tidak dapat mencapai goal yang sempurna seperti yang diharapkan.
Nah, kecemasan dan ketidakpercayaan diri ini membuat kita tidak bersemangat untuk mengerjakan tugas.

2. Kurang fokus
Saat tidak mengetahui tujuan kita mengerjakan suatu tugas, kita pun menjadi malas untuk mengerjakannya. Hal ini disebabkan, kita berpikir, dengan mengerjakan pekerjaan tersebut, kita menyia-nyiakan waktu dan tenaga untuk sesuatu yang tidak berguna bagi kita.

3. Kurang petunjuk
Kurangnya petunjuk tentang bagaimana mengerjakan suatu tugas juga dapat membuat kita tidak bersemangat untuk mengerjakannya. Kita kebingungan bagaimana harus memulainya. Akhirnya, kita menunda pekerjaan tersebut atau benar-benar meninggalkannya sama sekali.
Nah, setelah mengetahui penyebab kurangnya motivasi di dalam diri kita, sekarang saatnya untuk mengetahui cara memotivasi diri berdasarkan penyebab tersebut.

Ada beberapa hal agar diri kita termotivasi berikut ini beberapa cara untuk memotivasi diri berdasarkan penyebab kurangnya motivasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Yuk, langsung kita simak.
1. Rubah perspektif
Pada bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa salah satu penyebab kita kurang motivasi yaitu kurangnya kepercayaan diri. Nah, kurangnya kepercayaan diri ini disebabkan karena kita terlalu berfokus pada hasil, kita terlalu cemas terhadap hasil.
Lantas, apa yang dapat kita lakukan untuk menghilangkan kecemasan ini? Jawabannya, rubah perspektif! Rubahlah perspektif kita dari result-orientedalias berorientasi pada hasil menjadi process-oriented alias berfokus pada proses.
Thomas Sterner dalam buku The Practicing Mind memiliki nasihat yang sangat berharga mengenai process-oriented alias mengorientasikan aktivitas pada proses ketimbang hasil.
True perfection is both always evolving and always present within you, just like the flower. What you perceive as perfect is always relative to where you are in any area of your life,” tuturnya. Kesempurnaan sejati selalu berubah dan selalu hadir bersama diri kita, seperti bunga. Apa yang kita anggap sebagai kesempurnaan selalu berubah tergantung pada di mana kita berada.
Nah, rubahlah perspektif Anda seperti yang disebutkan oleh Thomas Sterner tersebut, yaitu bahwa pencapaian, goal atau kesempurnaan bukanlah konsep yang absolut, melainkan selalu berubah seturut waktu.
Goal kita waktu masih kanak-kanak adalah memiliki mainan yang bagus. Goal kita waktu menjadi siswa sekolah adalah menjadi juara kelas. Goal kita waktu lulus kuliah adalah mencari pekerjaan yang mapan.
Dengan menyadari bahwa goal atau tujuan selalu berubah, kita pun tidak terpaku lagi pada hasil alias goal. Lebih jauh, kita akan berpandangan bahwa setiap langkah yang kita tapaki, setiap detik yang kita lewatkan untuk mengerjakan tugas kita merupakan pencapaian atau goal itu sendiri. Dengan demikian, kita dapat menikmati proses bekerja dengan senang dan gembira. Kita, yang tadinya malas, sekarang pun menjadi rajin mengerjakan tugas.
Jangan khawatir bahwa ketika Anda mengimplementasikan process-oriented, proses kerja menjadi lambat. Pada kenyataannya, dengan menerapkan metode process-oriented, justru pekerjaan lebih cepat selesai.
Ini bukanlah sesuatu yang mistis, melainkan dapat dinalar dengan logika. Saat kita menerapkan process-oriented, pikiran kita terbebas dari kecemasan memikirkan hasil. Nah, ini memberikan dampak positif bagi kinerja kita. Karena tidak dicemaskan oleh hasil, pikiran kita pun menjadi tenang. Saat pikiran tenang, proses kerja berjalan lancar.

2. Ingat kembali kesuksesan Anda
Problem kurangnya kepercayaan diri terhadap hasil yang akan Anda capai juga dapat dihilangkan dengan mengingat kembali kesuksesan Anda di masa lampau. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa Anda tidaklah seburuk atau sepayah yang Anda pikirkan sekarang. Jika di masa lalu Anda dapat mencapai suatu prestasi, tentunya sekarang pun Anda dapat meraihnya lagi.
Dengan demikian, kepercayaan diri Anda terdongkrak, dan Anda pun bersemangat mengerjakan tugas Anda

3. Bandingkan diri Anda dengan diri sendiri, bukan dengan orang lain
Untuk mendongkrak kepercayaan diri Anda, bandingkan diri Anda dengan diri sendiri, bukan dengan orang lain. Hal ini dikarenakan, jika Anda membandingkan diri Anda dengan orang lain, yang Anda dapatkan bukan kepercayaan diri, melainkan justru keminderan dan kerendahan diri melihat kesuksesan orang lain. Pikiran dan perasaan Anda cemas jikalau hasil yang Anda capai tidak dapat menyaingi atau mengimbangi hasil kerja orang lain.
Oleh karena itu, bandingkan diri Anda dengan diri Anda sendiri. Bandingkanlah diri Anda yang sekarang dengan diri Anda di masa lampau. Dengan begitu, Anda dapat mengingat bagaimana dulu Anda pernah memiliki gairah yang tinggi, memiliki kualitas hidup yang tinggi. Hal itu tentu akan mendongkrak kepercayaan diri dan semangat Anda.

4. Jangan takut salah
Saat kita memfokuskan diri pada hasil, tentu kita akan takut saat kita melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas. Kita takut jika hasilnya nanti tidak sempurna.
Nah, oleh karena itu, saat Anda hendak mengerjakan suatu pekerjaan, hilangkan perasaan takut salah. Dengan hilangnya perasaan ini, Anda akan tergerak untuk mengerjakannya karena tidak ada beban yang mengganggu pikiran Anda. Anggap saja Anda sedang mengerjakan hobi Anda yang tidak ada hubungannya dengan kelangsungan perusahaan tempat Anda bekerja atau tidak ada hubungannya dengan posisi Anda di perusahaan.
Cara lain untuk menghilangkan rasa takut adalah sebagaimana yang dinasihatkan oleh Thomas Sterner dalam buku The Practicing Mind, yaitu dengan merubah perspektif kita mengenai goal atau hasil. Rubahlah perspektif kita bahwa goal adalah saat kita menjalani proses mengerjakan tugas kita, bukan hasil yang akan kita raih. Cara ini terbukti ampuh untuk menghilangkan kecemasan penulis mengenai hasil.
Nah, jika cara ini ampuh bagi penulis, penulis yakin cara ini juga ampuh Anda terapkan.

5. Pikirkan tujuan Anda
Saat Anda malas mengerjakan tugas, pikirkan tujuan dari tugas tersebut. Pentingkah tugas tersebut bagi kelangsungan perusahaan tempat Anda bekerja? Apakah tugas tersebut tidak memengaruhi posisi Anda? Atau sebaliknya, Anda harus mengerjakan tugas tersebut demi mempertahankan posisi Anda?
Dengan memikirkan kembali tujuan dari tugas yang hendak Anda kerjakan, Anda mengetahui manfaat yang akan Anda dapat dari mengerjakan tugas tersebut. Anda juga dapat mengtahui akibat dari meninggalkan tugas tersebut. Dengan demikian, Anda akan terdorong untuk segera melakukannya.

6. Rencanakan tindakan Anda
Anda sering mengurungkan niat untuk mengerjakan suatu tugas karena tidak tahu apa yang harus Anda lakukan. Anda bingung dari mana harus memulai pekerjaan Anda.
Nah, untuk mengatasi masalah itu, rencanakan terlebih dulu tindakan Anda. Buatlah mind map mengenai rencana kerja Anda. Mind map bertujuan untuk memperjelas ide atau rencana Anda. Dengan mind map, ide yang tadinya abstrak tersimpan di dalam otak, menjadi jelas. Anda dapat dengan mudah melakukan pekerjaan Anda step by step sesuai dengan mind map yang Anda buat. Anda pun tahu dari mana Anda harus memulai langkah Anda. Dengan begitu, Anda bersemangat untuk mengerjakan tugas Anda.
7. Bagi tugas menjadi beberapa bagian
Agar Anda tidak kebingungan mengerjakan tugas Anda, bagilah tugas tersebut menjadi beberapa bagian. Hal ini juga bertujuan agar Anda tidak terlalu terbebani dengan bayangan pekerjaan yang super duper berat dan susah dikerjakan.
Dengan membagi pekerjaan menjadi beberapa bagian, persepsi Anda mengenai tugas tersebut pun berubah, dari yang tadinya Anda mengangganpnya sebagai tugas yang teramat sulit dikerjakan menjadi tugas yang ringan. Fokus Anda pun bukan lagi pada goal akhir dari tugas tersebut, melainkan padagoal-goal kecil, yang Anda yakin Anda mampu mencapainya.
Nah, demikian cara yang dapat Anda terapkan untuk memotivasi diri sendiri. Memang tidak mudah untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata. Tetapi, selama Anda memiliki kemauan, penulis yakin, selalu ada jalan bagi Anda untuk berubah lebih baik.

1 komentar:

  1. B O L A V I T A Bandar Resmi Taruhan Online Indonesia
    Kunjungi Website Kami www.bolavita.vip Sekarang Juga.

    Menyediakan Banyak Permainan Online Yang Sangat Disukai Dikalangan Player Di Indonesia. Diantaranya :
    - Sabung Ayam
    - Casino
    - Bolatangkas
    - Taruhan Bola / Sportsbook
    - Poker, Kiu-Kiu, Ceme
    - Tembak ikan
    - Slot Game
    - Togel online SGP / HK / KL

    Klik ==> ANGKA MAIN HARI INI

    Info Lebih Lanjut Hubungi Kontak CS Kami (Online 24jam)
    WA: 0812-2222-995
    BBM: BOLAVITA
    WeChat: BOLAVITA
    Line : cs_bolavita

    BalasHapus