Selasa, 05 Januari 2016

Pasangan yang Punya Banyak Perbedaan Lebih Langgeng?

Mencari pasangan yang memiliki latar belakang dan kesukaan yang sama dianggap sebagai cara terbaik untuk mendapatkan hubungan yang awet. Tetapi teori tersebut tak selamanya terbukti benar.

Kalau dipikirkan, rasanya memang lebih mudah hidup bersama seseorang yang memiliki kesamaan pandangan dan kebiasaan karena segalanya mudah ditebak. Potensi konflik pun menjadi lebih kecil.

Karena itulah, kebanyakan orang akan mencari kekasih yang memiliki latar belakang keluarga hampir sama, tingkat ekonomi, kepribadian, agama, dan juga usia. Mereka merasa persamaan-persamaan tersebut menjadi "modal" untuk langgengnya sebuah hubungan.

Meski demikian, menurut pakar hubungan Tracey Cox, sebenarnya yang lebih "menjamin" keberhasilan suatu hubungan adalah persamaan sudut pandang.

Untuk mengetahui apakah Anda dan pasangan memiliki perspektif yang sama, Anda bisa melakukan konseling pranikah. Di sini Anda berdua akan diberikan pertanyaan-pertanyaan, misalnya "seberapa penting kesetiaan?", "bagaimana cara membesarkan anak", dan sebagainya.

Menurut Cox, pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa memprediksi apakah hubungan yang akan dijalani akan mengalami banyak benturan atau tidak.

"Sebuah hubungan tanpa konflik adalah mudah dan nyaman. Tetapi jika semuanya berjalan terlalu mulus, Anda tak akan memiliki perbedaan dalam segala hal. Pernikahan tersebut lama kelamaan akan seperti hubungan kakak dan adik," katanya.

Sebaliknya, jika Anda tak terlalu yakin bagaimana reaksi dan pikiran pasangan terhadap suatu hal, tingkat kesenangannya akan lebih tinggi. "Sesuatu yang tidak mudah memang tidak nyaman, tapi itu akan membuat kita selalu bergairah," katanya.

Selain itu, menurutnya, pasangan yang memiliki banyak perbedaan ternyata memiliki hubungan seksual yang lebih memuaskan.

"Perbedaan mungkin tidak akan menghasilkan hubungan yang mulus, tapi perbedaan juga akan membuat kita lebih tertantang dan ini cocok untuk beberapa tipe kepribadian," ujarnya.

Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan adalah memastikan perbedaan dan persamaan Anda dengan pasangan ada pada area yang tepat.

"Persamaan pada nilai-nilai moral dan personal sangat penting dibanding dengan kesamaan minat dan hobi," katanya.

Itu sebabnya, akan lebih penting menemukan pasangan yang memiliki pasangan yang memiliki persamaan pendapat tentang moral seksual, pola asuh anak, pengaturan keuangan, dan bagaimana cara menunjukkan perasaan.

Hubungan percintaan seperti pacaran dan sejenisnya seringkali tidak dapat berlanjut ke jenjang pernikahan. Adanya perbedaan-perbedaan setiap individu kerap membuat rencana pernikahan harus batal. Orangtua pun tidak jarang menolak mentah-mentah, atau tidak menyetujui jalannya suatu rumahtangga akibat adanya perbedaan-perbedaan itu. Pada beberapa kasus, perbedaan-perbedaan yang tidak dapat disatukan tersebut mengakibatkan rumahtangga jadi berantakan. Meskipun demikian, banyak juga pasangan yang tidak memperdulikan perbedaan-perbedaan itu dan tetap langgeng meski dipertentangkan oleh banyak pihak. Berikut enam perbedaan-perbedaan yang seringkali menghambat suatu rencana pernikahan.

1. Perbedaan Agama,
Perbedaan agama adalah hal yang paling banyak menjadi problema bagi setiap pasangan. Pertentangan antara keluarga pun tidak dapat dihindarkan. Perbedaan agama memang sangat sulit dihindari. Maklum, di Indonesia, penduduknya menganut berbagai macam agama dan kepercayaan. Antara keyakinan satu dan yang lain bisa saja dapat saling berinteraksi termasuk dalam hubungan tali asmara. Ketika cinta sudah mendera, kerap banyak pasangan yang tidak memperdulikan perbedaan ini lagi. Salah satu dari kedua pihak harus ada yang mengalah dengan bergabung dan memilih salah satu keyakinan yang dianut. Jika tidak, masalah akan bermunculan di masa depan. Bagaimana nasib anaknya? Pada tahapan ini seorang anak seringkali menjadi korbannya. Orangtua yang bijak akan meminta anaknya memilih salah satu keyakinan, akan tetapi anak akan tertekan hingga akhirnya justru menjalankan kedua keyakinan orangtuanya saling berdampingan. Pembenaran untuk kasus perbedaan agama, adalah keyakinan bahwa tuhan itu satu, meski cara untuk menuju Yang Maha Satu itu beragam. Jika Anda belum memiliki pasangan atau singlesebaiknya pilih yang satu keyakinan, kecuali sudah terlanjur.

2.  Perbedaan Usia

Ada asumsi di masyarakat yang berkembang bahwa usia seorang laki-laki yang lebih tua daripada pasangan perempuannya adalah hal wajar, sementara apabila perempuan jauh lebih tua dibanding pasangannya adalah suatu hal yang tidak wajar. Banyak sekali sepasang kekasih yang karena perbedaan usia, orangtua enggan merestui pernikahan. Ambil saja contoh pasangan artis Rafi Ahmad dan Yuni Sarah. Rafi usianya selisih jauh lebih muda dibandingkan dengan Yuni. Awalnya hubungan mereka baik-baik saja. Namun, setelah mendapat pertentangan-pertentangan mereka pun mengurungkan niatnya meningkatkan hubungan pernikahan. Mereka pula yang akhirnya malah bertengkar. Dalam hal ini, perbedaan usia tampaknya mempengaruhi tingkat kematangan jiwa seseorang. Ini berkaitan erat dengan nilai-nilai kedewasaan. banyak wanita yang tidak mau pasangannya masih kekanak-kanakan alias belum dewasa. Oleh karena itu, para wanita biasanya memilih laki-laki yang lebih dewasa, lebih tua, dari usianya. Jika tidak, hubungan percintaan pun bisa kandas di tengah jalan.

3. Perbedaan Latar Budaya
Anda orang Jawa, sementara pasangan Anda orang Batak? Jangan khawatir dahulu. Meskipun perbedaan latar budaya keluarga seringkali menjadi kerikil dalam melanjutkan hubungan percintaan, seringkali hal ini tidak dipermasalahkan terutama bagi keluarga-keluarga modern yang umumnya tinggal di perkotaan. Masalahnya, justru lebih banyak orang yang tidak dapat melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan lantaran perbedaan latar budaya. Perbedaan latar budaya jelas sangat menjadi masalah bagi sebagian besar orang. Maklum, setiap kebudayaan punya nilai-nilai dan sistem pemikiran serta cara pandang yang berbeda terhadap kehidupannya. Misalnya, orang Jawa bertutur halus dan pelan, sedangkan orang Batak terkesan kasar dan keras. Kedua hal tersebut saling kontradiksi dan dapat menyebabkan salah paham di antara pasangan maupun keluarganya. Jika tidak dipahami secara menyeluruh, bisa-bisa pasangan saling bertengkar karena perkara sepele. Belum lagi masalah aturan adat yang seringkali berbeda juga. Hal-hal semacam itu kerap membuat suatu hubungan perlu dipertimbangkan. Yang lebih mengerikan, ada pula memang orang-orang yang berusaha memurnikan darah keturunannya. Maksudnya, jika orang itu berdarah Jawa, maka dia berusaha mendapatkan jodoh orang yang Jawa pula. Jika anaknya ternyata menyukai orang Betawi, bisa jadi hubungan itu tak disetujui orangtuanya.

4. Perbedaan Kelas Sosial
Masalah perbedaan kelas sosial ini memang terpengaruh pula sistem kasta yang pada zaman dahulu dipergunakan sebagian besar masyarakat di nusantara. Perbedaan ini tidak lepas dari masalah harkat, derajat, dan martabat keluarga serta keturunannya. Contohnya seorang perempuan anak pejabat, tentu akan dilarang menikah dengan lelaki yang keluarganya hanya rakyat jelata. Keluarga yang kelas sosialnya lebih tinggi akan sangat malu jika anak perempuannya dinikahi oleh lelaki yang keluarganya dipandang rendah. Hal ini turut menghambat hubungan pernikahan. Lihat saja film, dongeng, legenda, dan berbagai cerita-cerita masyarakat yang berkembang pasti akan banyak diberikan gambaran pertentangan kelas sosial dalam suatu hubungan percintaan.

5. Perbedaan Kelas Ekonomi
Perbedaan kelas ekonomi sudah jelas menjadi pemicu gagalnya hubungan rumah tangga. Jika pihak laki-laki yang lebih kaya menikahi wanita yang melarat, mungkin itu masih dapat diterima. Derajat si wanita pun naik dan ekonomi keluarga si wanita turut terbantu. Namun, masalahnya bilamana yang miskin adalah pihak laki-lakinya? Pihak laki-laki diharapkan menjadi tulang punggung keluarga kelak. Jika seorang laki-laki untuk menghidupi dirinya sendiri saja masih susah bagaimana bisa menghidupi isterinya yang justru tingkat kelas ekonominya lebih tinggi? Prilaku konsumtifnya pun berbeda. Boleh jadi orangtua si perempuan pun menolak pihak laki-laki. Oleh karena itu, sebagai seorang laki-laki harus lebih mapan dari pihak pasangannya.

6. Perbedaan Tingkat Pendidikan
Pasangan Anda lulusan S2, sementara Anda sendiri lulus SD saja sudah bersyukur? Gawat! Alih-alih hubungan cinta bisa berjalan baik, hubungan malah bisa putus di tengah jalan gara-gara perkara pembicaraan intim dengan pasangan tidak nyambung! Jelas, bahwa tingkat pendidikan memengaruhi sikap, prilaku, dan pola pikir setiap orang. Jika hal tersebut perbedaannya terlalu jauh akan berdampak serius bagi hubungan percintaan. Anda akan gondok sedemikian rupa akibat pasangan Anda yang selalu tidak nyambung dengan apa yang Anda bicarakan. Ini sangat mungkin terjadi karena adanya perbedaan tingkat pendidikan. dalam bersikap pun seringkali Anda bisa dibuat jengkel oleh pasangan. Oleh karena itu, sebaiknya suatu hubungan percintaan jangan sampai terput jauh dalam hal perbedaan tingkat pendidikan.
Perbedaan agama, usia, latar budaya, kelas sosial, kelas ekonomi, dan tingkat pendidikan nyatanya seringkali menghambat suatu hubungan percintaan, terlebih bagi pasangan yang siap melanjutkan ke jenjang pernikahan. Jika Anda perhatikan baik-baik, masalah itu seringkali dituangkan dalam iklan cari jodoh yang menyodorkan sederet kriteria. Kriteria semacam itu merupakan cara seseorang dalam menghindari perbedaan-perbedaan tersebut di atas. Jika anda sudah terlanjur mengalami kasus seperti di atas, sebaiknya pertimbangkan lagi hubungan tali kasih Anda dengan pasangan. Kecuali Anda benar-benar yakin dan menjamin, masalah tadi dapat diatasi dengan bijak.

1 komentar:

  1. Blackjack Strategy Guide and Tips | The Jam
    Learn the basic blackjack strategy. Find out 거제 출장샵 which is the most 포천 출장마사지 basic blackjack strategy to play. With so 군산 출장마사지 many casinos 남원 출장마사지 that offer it to new 제주도 출장샵 players.

    BalasHapus