Minggu, 03 Januari 2016

Punya Suami Lebih Muda, Wajarkah?

Ketika beredar kabar bahwa penyanyi Yuni Shara (40) menjalin cinta dengan aktor remaja, Raffi Ahmad (25), masyarakat pun heboh. Berbagai spekulasi dan prasangka dilontarkan. Ada yang menganggap Yuni hanya 'frustrasi' karena dua kali perkawinannya dengan pria lebih tua, gagal. Maka ia bereksperimen dengan 'berondong' (pria lebih muda). Atau, Raffi hanya mengincar harta janda kaya. Ada juga yang curiga, keduanya sengaja mencari sensasi untuk mendongkrak pamor yang mulai pudar. Padahal, keduanya baru sekadar berpacaran.

Kenapa harus malu?

Tak keberatan sharing panjang lebar, tapi tak bersedia mencantumkan identitas asli,
apalagi difoto. Itulah gambaran sejumlah wanita bersuami jauh lebih muda, yang sempat dihubungi Pesona. “Jangan ah, malu. Nanti jadi omongan orang banyak,” begitu alasan mereka. Padahal, sama sekali tak ada yang salah, apalagi memalukan, dengan
perkawinan beda usia, "Tentunya asalkan atas dasar cinta. Suami jauh lebih tua atau istri jauh lebih tua, hanya soal usia, sama sekali bukan aib,” ucap Roslina Verauli, psikolog dari Universitas Tarumanagara, Jakarta.

Memang, selama ini yang dianggap ideal oleh masyarakat adalah suami lebih tua daripada istri. Bisa dimaklumi, karena dalam masyarakat patriarkis, pria diharapkan serba 'lebih' dibandingkan wanita: lebih kaya, lebih pintar, lebih sukses, lebih tua, dan sebagainya. Bila istri jauh lebih tua dari suami, masyarakat masih mengganggap aneh. Tak heran bila muncul berbagai prasangka (buruk). Misalnya, suami mungkin punya rencanatersembunyi, ingin 'menguras' harta istri, atau memiliki kelainan seksual.  Atau, istri punya 'bakat' mendominasi.

“Itu kan cuma anggapan. Pada akhirnya, alasan orang menikah adalah karena masing-masing telah menemukan yang mereka cari dari pasangannya dan merasa nyaman,” lanjut Vera. Namun menurutnya, sebaiknya hindari mengambil keputusan (menikah) secara emosional. Misalnya, karena ditentang banyak pihak, Anda jadi 'panas' ingin memberontak. “Anda tetap perlu saling mengenal dulu satu sama lain,” saran Vera.

Tentunya ada kelebihan dan kekurangan memiliki suami dengan usia yang lebih muda. Dikutip dari ehow, berikut beberapa sisi positif dan negatifnya:
1.Segi Positif - Lebih Menghormati
Pria yang lebih muda umumnya lebih bisa menghargai kelebihan dan kedewasaan wanita yang lebih tua. Biasanya suami yang lebih muda lebih menghormati dan menghargai sang istri. Dia bisa melihat lebih dalam kelebihan sang istri daripada hanya sebatas faktor umur. Pria yang lebih muda bisa melihat istrinya sebagai orang yang dicintai sekaligus untuk tempat belajar.
2.Segi Positif - Lebih berambisi
Pria yang lebih muda biasanya masih dipenuhi oleh ambisi dan tujuan. Semangatnya meraih impian juga akan menular pada Anda. Hal ini juga bisa membuat Anda selalu dipenuhi energi positif untuk bersama-sama mencapai tujuan.
3.Segi Positif - Semangat belajar
Rasa ingin tahu dan semangat belajar pria lebih muda masih sangat besar. Termasuk dalam hal bercinta. Mereka tak ragu menjalankan semua pengalaman yang baru bersama Anda. Anda pun akan selalu bersemangat setiap harinya. Pria yang lebih muda umumnya tidak terlalu gengsi untuk bertanya dan meminta petunjuk.
4.Segi Positif - Penampilan fisik lebih menarik
Hal ini tidak diragukan lagi. Pria lebih muda secara fisik masih lebih menarik ketimbang yang umurnya lebih tua. Penampilan pasangan lebih muda akan membuat Anda lebih menjaga penampilan karena tak ingin terlihat kurang menarik saat berada disampingnya.
5.Segi Positif - Lebih bergairah
Salah satu keuntungan menikah dengan pria yang lebih muda adalah umumnya mereka masih lebih aktif secara seksual ketimbang pria yang lebih tua. Pria yang lebih muda bisa lebih memuaskan hasrat seksual dan mempunyai stamina yang tinggi untuk aktivitas fisik yang bisa membuat pernikahan lebih menyenangkan.
6. Segi Negatif - Komitmen
Seringkali pria yang lebih muda masih kurang pengetahuan mengenai arti komitmen yang sebenarnya. Emosi serta perasaannya pada Anda yang menggebu membuat makna komitmen yang sebenarnya menjadi samar-samar. Seringkali kurangnya komitmen itu bisa menjadi benih potensi konflik dalam pernikahan.
7. Segi Negatif - Masalah keuangan
Pria yang jauh lebih muda biasanya memiliki pengalaman kerja lebih sedikit dari Anda. Tak jarang kesuksesan Anda justru melebihinya. Sebagai suami yang seharusnya bertanggung jawab penuh akan keuangan dalam rumah tangga, peran suami bisa jadi kurang maksimal. Seringkali justru Anda yang harus bekerja keras untuk membiayai rumah tangga.
8.Segi Negatif - Stigma
Umumnya kesulitan pernikahan dengan pria lebih muda dipengaruhi stigma yang ada di masyarakat. Wanita yang menikahi pria jauh lebih muda sering dianggap kurang baik. Sebaliknya pria yang memilih wanita jauh lebih tua pun juga dianggap benalu atau mencari keuntungan semata. Hal itu akan menjadi cobaan yang berat bagi Anda dan pasangan.
Namun ingat, semua pilihan pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Yang penting adalah niat dan ketetapan hati Anda untuk menjalani itu semua. Asal Anda berdua sudah punya komitmen yang kuat ketika memutuskan pernikahan, permasalahan apapun pasti bisa dihadapi dengan lebih mudah.
Mencari pasangan tidak sama dengan memilih baju, kalau baju bila cocok bisa langsung dikenakan bila pasangan hidup tidak secepat dan semudah itu. Beberapa pertimbangan di bawah ini dapat Anda pikirkan untuk memilih pasangan usia seumuran, lebih muda atau yang lebih tua sehingga siap untuk mengatasi kendala di kemudian hari. Perbedaan usia pada sebuah hubungan akan membawa dampak yang berbeda-beda. Sisi positif dan negatif kerap muncul akibat dari perbedaan usia di antara pasangan. Kebanyakan orang mengatakan bahwa sebuah hubungan yang ideal sebaiknya si pria lebih tua beberapa tahun dari wanitanya, ternyata hal itu tidaklah 100% benar.
  • Pasangan yang seumuran dengan Anda
Mendapati pasangan yang seumuran dengan usia Anda akan terasa nyaman. Kalau berbicara bisa nyambung mengenai musik dan gaya berbusana bisa diterima oleh keduanya. Itu semuanya terlihat serba asyik sewaktu bercerita dan bercengkerama selama masa pacaran.
Kenyataan yang ada biasanya suami-istri yang seumuran ini sama-sama emosional. Sang pria setelah jadi suami ingin menunjukkan diri sebagai pemimpin keluarga. Dalam banyak hal dia tampil sebagai pengambil keputusan. Lain lagi dengan istri yang merasa bahwa ia juga mampu karena seumuran dengan suami. Akhirnya karena keduanya tidak mau kalah terjadilah perselisihan dalam rumah tangganya.
Uraian di atas menunjukkan perbedaan sikap pria saat berstatus pacar dan pria setelah jadi suami, terjadi perubahan dalam sikapnya sehari-hari di rumah tangga. Adakalanya banyak hal yang seharusnya dia bicarakan dulu dengan Anda sebagai istrinya dia abaikan saja. Ini yang membuat Anda jengkel dengan sikapnya. Segera bicarakan masalah yang ada. Buatlah kesepakatan bersama untuk aturan-aturan yang diterapkan dalam keluarga Anda sehingga tidak ada kesalah pahaman diantara pasangan. Suami adalah kepala keluarga dan istri sebagai pendamping hendaknya bekerja sama membangun keluarga.
  • Pasangan yang lebih muda dari Anda
Bila seorang wanita mendapat yang lebih muda pasti dia tak mau ketinggalan untuk kelihatan muda seperti sang suami. Sepanjang pernikahannya dia akan rajin merawat diri dengan baik, secara batiniah bersikap tenang dan gembira agar tampak muda. Memang tidak ada salahnya dengan sikapnya ini. Sang suami justru bersikap sangat hati-hati, meski dia sadar bahwa dia adalah pemimpin keluarga. Setiap keputusan dalam rumah tangga selalu dia bicarakan dengan sang istri yang usianya lebih tua. Meski usia suami sudah cukup untuk menikah tetapi kematangan pribadinya belum tentu cukup pula. Penting bagi Anda berdua untuk berbicara secara terbuka banyak hal mengenai hubungan suami istri yang berbeda usia guna mengatasi kendala yang bakal muncul di masa yang akan datang.
  • Pasangan yang lebih tua dari Anda
Bila pasangan lebih tua dari istri dianggap wajar oleh banyak kalangan. Karena tingkat penyesuaiannya cenderung lebih sedikit. Pada masa lampau bersuami yang lebih tua sangat dianjurkan oleh para orang tua. Dengan suami yang usianya lebih tua dari istri, dia diharapkan bisa ngemong juga bijaksana. Pada hal tidak sepenuhnya benar karena acap kali suami usia lebih tua memiliki kecenderungan untuk langsung menjadi penguasa di dalam keluarga. Juga yang lebih tua telah terbentuk aturan yang ingin dia terapkan dalam rumah tangganya. Sebagai kepala keluarga dia ingin agar istri selalu mengikuti apa yang dikatakannya. Bila demikian hendaknya di awal pernikahan dibicarakan berdua untuk menyepakati tentang banyak hal dan aturan dalam keluarga guna menghindari kesalahpahaman.
  • 5 Tahun Pertama Penuh Tantangan
Sering kali dikatakan banyak orang bahwa tahun pertama sampai tahun ke lima adalah masa penyesuaian pasangan. Perbedaan usia dua atau tiga tahun antara pasangan suami istri biasanya tidak begitu berpengaruh dalam masa penyesuaian. Jika perbedaan usia suami-istri lebih dari lima tahun maka pasangan ini cenderung akan menghadapi banyak tantangan. Karena itu perlu persiapan lebih matang agar seluruh perbedaan dapat dibahas pada awal pernikahan. Perbedaan usia bukanlah sesuatu yang aib bila pernikahan Anda berdasarkan cinta dan merasakan kenyamanan satu sama lain. Suami dan istri harus mempunyai tujuan yang sama dan bersatu guna mewujudkan suatu pernikahan bahagia yang langgeng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar